BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 12 November 2010

LELAKI MISTERIU

Karya : Suci Larasati

Hari ini sekolah mengadakan rolling kelas pasca tes akselerasi. Aku dan salah satu temanku yang berasal dari kelas X.8 termasuk siswa yang dipindahkan ke kelas lain, yaitu kelas X.6. Kami berdua disambut oleh teman-teman baru dengan sangat baik. Kami sudah bisa bersosialisasi dengan baik hanya dalam waktu satu minggu. Tetapi aku merasa heran, karena ada sesuatu yang membuatku penasaran. Yaitu seorang lelaki pendiam yang kelihatannya sangat dingin dan sombong.

Rasa penasaran itu membuatku selalu memperhatikan lelaki itu. Aku menganggap lelaki itu orang yang sombong dan tidak pernah peduli dengan keadaan sosial yang ada disekitarnya. Karena hanya Dia satu-satunya orang yang menurutku kurang bersosialisasi dengan teman-teman yang lain. Ketika aku sedang ngobrol dengan temanku, aku pun menanyakan namanya kepada temanku.

Tari, siapa nama lelaki itu? Kenapa Dia sangat diam dan terkesan dingin ? tanyaku heran.

“Oh Daffa maksud kamu ?” tanyanya balik.

“Oh namanya Daffa, iya si Daffa itu”. Jelasku.

“Aku juga kurang tahu kenapa Daffa seperti itu. Tapi kamu bisa tanya Daffa sama anak laki-laki, soalnya Daffa jarang sekali bahkan tidak pernah bersosialisasi dengan anak perempuan termasuk aku” Jawab Tari

“Kok aneh banget ya si Daffa itu? ”tanyaku dengan rasa heran.

“Kenapa kamu suka ya sama Daffa? ”tanyanya

”nggak kok, aku cuma penasaran dan heran sama si Daffa itu” jawabku malu.

Daffa. Nama yang cukup indah menurutku. Dan suatu hari Aku memberanikan diri untuk mencoba menyapanya.

”Assalamiu’alaikum Daffa” sapaku dengan begitu ramah.

Tetapi dia hanya menatapku dengan tatapan tajam tanpa mengeluarkan satu katapun. Hatiku berkata “Dasar orang sombong!”. Kekesalanku itu membuat rasa penasaranku bertambah dengan tingkahnya itu sehingga aku selalu memperhatikannya setiap hari. Daffa tidak pernah bersosialisasi dengan teman perempuan. Lalu aku menanyakan hal itu kepada salah satu teman dekatnya.

“Hai Randi, aku mau nanya, boleh nggak ?” tanyaku.

“Mau tanya apa ? Pasti tentang Daffa ? “Kata teman dekat Daffa

“ Kok kamu tahu?” tanyaku heran.

”Iyalah, setiap orang yang ngomong sama aku pasti nanyain si Daffa” jawabnya dengan nada kesal.

”Aku cuma penasaran aja. Kenapa sih Daffa tidak mau bersosialisasi dengan teman-teman perempuan?” tanyaku dengan rasa penasaran.

“Emang gitu orangnya. Dan satu hal yang harus kamu tahu Daffa sangat taat beribadah” kata Randi dengan nada jelas.

Aku mulai mengerti dan tahu sebabnya mengapa ia seperti itu. Setiap harinya aku sering melihatnya di masjid sekolah sedang melaksanakan salat, bahkan membaca Al-Quran. Dan ketika yang lain sedang asyik makan di kantin sekolah, ia malah memilih ke masjid untuk melaksanakan salat seolah tak memiliki rasa lapar.

”Subhanallah” kata hatiku.

Tak tahu mengapa aku melihat ada keistimewaan tersendiri dari dirinya, dia berbeda dengan teman-teman yang lain. Menurutku, ia adalah satu-satunya orang dari sekian banyak siswa yang memiliki kepribadian yang sangat baik. Satu hal yang membuatku bertambah kagum padanya, yaitu Daffa termasuk anak yang pintar dan jujur. Dia tak pernah menyontek ataupun berusaha untuk menyontek seperti seorang siswa pada umumnya. Sekalipun ia tidak mengerti atau pun ia merasa kesulitan saat megerjakan ulangan tetapi ia berusaha mengerjakannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena itulah akupun mengaguminya.

Saat belajar, terkadang aku mencuri kesempatan untuk memandangi dia tanpa sepengetahuannya. Tetapi, ada kalanya aku tertangkap basah olehnya ketika sedang memandanginya. Karena sikapku yang suka memandang Daffa, lama-kelamaan teman-teman sekelasku tahu kalau aku kagum bahkan suka sama Daffa. Aku pun sering menulis namanya di kertas, sampai suatu hari saat kami sedang membahas PR Fisika, kebetulan bukuku diperiksa oleh Daffa. Dan tanpa kusadari aku pernah menuliskan namaku dan namanya di lembar buku paling belakang. Aku merasa sangat malu, kecewa, dan sedih ketika aku mendapati tulisan ”MAAF” disamping nama kami berdua. Tetapi aku heran siapa yang menulis kata itu. ”Apakah benar Daffa yang menulisnya?” tanyaku dalam hati.

Setelah kejadian itu, entah mengapa aku merasa Daffa seolah-olah berusaha menjauh dan menghindar dariku. Aku berpikir apakah Daffa marah kepadaku setelah kejadian itu?. Aku terus berusaha mencari tahu mengapa dia bersikap seperti itu. Lalu aku bertanya kepada teman dekatnya, kebetulan Randi juga tahu kalau aku menyukai Daffa.

”Randi, aku mau cerita masalah Daffa” kataku dengan nada putus asa.

”Mau tanya apa ? Dan kenapa kamu kelihatan bersedih ?

”Begini kemarin aku melihat ada tulisan ”Maaf” di belakang buku Fisika milikku, di samping tulisan maaf itu aku pernah menulis namaku dan nama Daffa. Kebetulan kemarin buku Fisika itu diperiksa oleh Daffa. Benarkan ini tulisan Daffa ?” tanyaku sambil meperlihatkan bukuku pada Randi.

”Iya benar, ini tulisan Daffa? Sepertinya Daffa tahu kalau kamu suka sama Dia karena di buku ini ada tulisan namamu dan namanya?” katanya.

”Aku juga berpikiran seperti itu, soalnya semenjak kejadian itu Daffa selalu menghindar dariku” kataku dengan nada yang sedih.

”Oh iya Daffa pernah cerita kepadaku, bahwa waktu itu ada seorang gadis yang menyukainya seperti kamu. Dan setelah ia tahu bahwa gadis itu menyukainya, dia pun berusaha menjauhi gadis itu, karena Daffa tidak ingin terjerumus ke hal-hal yang bersifat negatif, seperti pacaran. Jangankan pacaran menatap seorang gadis pun ia merasa ia telah melakukan dosa.” kata Randi.

”Tetapi bagaimanapun Daffa adalah seorang remaja, ia juga pasti pernah mengagumi seorang wanita, ya kan?” tanyaku.

”Iya benar, tetapi mungkin ia selalu mencegah dirinya dengan cara melakuakn hal-hal yang bermanfaat.”katanya.

Aku jadi mengerti mengapa Daffa menjauhiku, aku akan berusaha mencegah perasaan ini agar tidak berlanjut. Dan semenjak itu aku mencoba berhenti menyukainya. Tetapi aku akan tetap mengaguminya, karena Daffa merupakan sosok yang dapat memberikan aku semangat dalam belajar, dan mengenalkan aku tentang kejujuran, serta memberikan aku pendalaman tentang agama.. Akhirnya hubungan kami pun kembali seperti semula. Dia tetap menjadi Daffa yang cuek, dan aku adalah orang yang mengaguminya. Tetaplah menjadi Daffa yang aku kagumi.


0 komentar: